[Update Terbaru] Daftar Perumahan Islami di Indonesia

Berikut daftar perumahan islami yang 100% perumahan baru syariah di Indonesia. Untuk saat ini, rumah yang tersedia umumnya berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta Bandung.

[DICARI] Marketing Freelance Properti Syariah

Lowongan untuk Anda yang ingin menambah penghasilan via online! Dapatkan hasil hingga jutaan rupiah per bulan lewat jualan properti syariah!

Kavling Perumahan Syariah Bumi Salsabila Indah Dramaga

Hunian syariah penuh berkah di dekat Kota Bogor. Harga kavlingnya masih di bawah 100 JUTA. Paling terjangkau di kelasnya!

Perumahan Syariah Griya Al-Fatih Residence Cikarang

Perumahan syariah murah muriah, harga setara perumahan subsidi tapi dengan kualitas yang lebih baik. Harga hanya 100 jutaan!

Kavling Kebun Buah Lantaburro Bogor

Kavling kebun berskema syariah dengan harga hanya 20-an juta untuk luas 100 m2 (SHM). Bonus 4 pohon buah (2 pohon durian, 2 pohon lainnya. Pilihan tepat untuk investasi Anda.

Tuesday, June 30, 2020

Faedah Surat Yasin: Allah Hanya Berkata “Kun”, Maka Jadilah


***

Allah hanya berkata “Kun”, maka jadilah. Apa pelajaran dari ayat ini dari surat Yasin?

Allah Ta’ala berfirman,

 

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82) فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83(

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Allah menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Yasin: 82-83)

 

Penjelasan Ayat

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata bahwa jika Allah mampu membangkitkan yang telah mati, maka jika Allah berkendak sesuatu apa pun itu, pasti terjadi. Karena dalam ayat disebutkan,

 

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Allah menghendaki sesuatu”, yang dimaksud sesuatu di sini sifatnya umum (karena kata tersebut adalah bentuk nakirahterletak pada konteks kalimat syarat).

Lalu disebutkan “hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”, maksudnya jika Allah berkata “kun” (jadilah), maka pasti terwujud, tidak mungkin ada yang menghalangi.

Sedangkan ayat (yang artinya) “Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu”, maksudnya Allah yang menguasai segala sesuatu di atas maupun di bawah, semuanya diatur oleh Allah. Maka mengembalikan lagi setelah mati dan membalas mereka merupakan kesempurnaan kuasa Allah. Oleh karenanya disebutkan “dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan”, keyakinan ini tidak ada keraguan lagi sedikit pun. Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 741.

Turja’un artinya turoddun, yaitu dikembalikan. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdussalam As-Sulmi, 3:424.

Enam Alasan dari Surah Yasin untuk Membantah Orang-Orang yang Mengingkari Hari Berbangkit dari Kubur

Pertama: Manusia diciptakan dari tidak ada, tentu Allah mampu membangkitkan setelah mati. Dalam ayat disebutkan,

 

أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yasin: 77)

 

Kedua: Jika Allah mengetahui jasad yang berkurang di dalam bumi ketika matinya dan manakah yang tersisa, juga Allah mengetahui yang ghaib dan yang nampak, maka jika pengetahuan yang besar seperti ini ada pada Allah, maka tentu Allah mampu membangkitkan orang mati dari kuburnya. Inilah yang disebutkan dalam ayat,

 

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78) قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (79)

“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yasin: 78-79)

 

Ketiga: Allah mampu mengeluarkan api dari kayu yang hijau yang masih basah, maka tentu mengeluarkan mayit dari kubur sangat mudah bagi Allah. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,

 

الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ

“Yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS. Yasin: 80)

 

Keempat: Allah mampu menciptakan langit dan bumi padahal langit itu begitu besar, maka membangkitkan manusia dari kuburnya sangat mudah bagi Allah. Dalam ayat disebutkan,

 

أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ

“Dan tidaklah Rabb yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu?” (QS. Yasin: 81)

 

Kelima: Allah itu mampu menciptakan segala sesuatu, dari makhluk terdahulu dan makhluk belakangan, menciptakan makhluk yang kecil dan yang besar, semua itu pengaruh dari penciptaan Allah. Karenanya disebut dalam ayat,

 

بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ

“Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin: 81)

 

Keenam: Allah itu memiliki segala sesuatu, maka untuk mengembalikan dari matinya, mudah bagi Allah. Dalam ayat disebutkan,

 

فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ

“Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu.” (QS. Yasin: 83). Lihat bahasan dalam Tafsir As-Sa’di, hlm. 740-741.

 

Faedah dari Ayat

Allah itu Maha Pencipta, mampu menciptakan segala sesuatu.

Allah menciptakan segala apa yang ia kehendaki dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, juga Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu.

Allah menciptakan segala sesuatu dengan kalimat “kun” (jadilah), maka jadilah sesuatu sesuai kehendak Allah.

Allah disucikan dari kelemahan dan kekurangan (yaitu pada kalimat “fasubhaanalladzi biyadihi malakuutu kulli syai-in …”). Begitu pula Allah tersucikan dari sekutu, anak, dan berbagai sifat kekurangan.

Allah yang mengatur segala sesuatu, semua berada di bawah kuasa Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh meminta kepada selain Allah, karena Allah-lah yang Maha merajai, tidak ada yang merajai selain Dia.

Semua akan kembali kepada Allah. Seandainya manusia tidak dikembalikan kepada Allah, tentu penciptaan makhluk jadi sia-sia, tidak berfaedah. Semua kembali kepada Allah tentu untuk dibalas.

Ayat terakhir berarti mensucikan Allah dari sifat jelek padahal langit dan bumi berada pada kuasa Allah, segala perkara kembali kepada-Nya. Penciptaan dan pengaturan segala urusan adalah kuasa Allah. Begitu pula kita akan kembali pada hari kiamat kepada-Nya. Setiap orang akan diberi balasan untuk amalan yang ia perbuat. Dan ingatlah Allah itu Maha Adil, Pemberi Nikmat, dan Pemberi Karunia. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6:360-361.

Masih berlanjut pada kesimpulan dari surah Yasin dan keutamaan surat tersebut insya Allah. Wallahu waliyyut taufiq.


Referensi:

At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil – Juz-u ‘Amma.Cetakan kedua, Tahun 1424 H. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi. Penerbit Maktabah Makkah.

Aysar At-Tafasir li Kalam Al-‘Ali Al-Kabir.Abu Bakr Jabi Al-Jazairi. Penerbit Darus Salam.

At-Tafsir Al-Mawdhu’i li Suwar Al-Qur’an Al-Karim.Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Musyrif: Prof. Dr. Musthafa Muslim. Penerbit University of Sharjah.

Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1435 H. Syaikhul Islam Izzuddin ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdussalam As-Sulmi. Penerbit Jaizah Dubbi Ad-Dauliyyah Al-Qur’an Al-Karim.

Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.

Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.

Diselesaikan di #darushsholihin, 20 Rajab 1440 H (27 Maret 2019, Rabu sore)

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber : Artikel Rumaysho.Com

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

Monday, June 29, 2020

Apa Pekerjaan yang Terbaik?


***

Manakah pekerjaan terbaik bagi seorang muslim? Apakah berdagang lebih utama dari lainnya? Ataukah pekerjaan terbaik tergantung dari keadaan tiap individu?

 

Ada yang pernah bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ  عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

 

“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)

 

Pekerjaan yang Thoyyib

Kasb yang dimaksud dalam hadits di atas adalah usaha atau pekerjaan mencari rizki. Asy Syaibani mengatakan bahwa kasb adalah mencari harta dengan menempuh sebab yang halal. Sedangkan kasb thoyyib, maksudnya adalah usaha yang berkah atau halal. Sehingga pertanyaan dalam hadits di atas dimaksudkan ‘manakah pekerjaan yang paling diberkahi?’

Kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa para sahabat tidak bertanya manakah pekerjaan yang paling banyak penghasilannya. Namun yang mereka tanya adalah manakah yang paling thoyyib (diberkahi). Sehingga dari sini kita dapat tahu bahwa tujuan dalam mencari rizki adalah mencari yang paling berkah, bukan mencari manakah yang menghasilkan paling banyak. Karena penghasilan yang banyak belum tentu barokah. Demikian penjelasan berharga dari Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan dalam Minhatul ‘Allam, 6: 10.

 

Pekerjaan dengan Tangan Sendiri

Ada dua mata pencaharian yang dikatakan paling diberkahi dalam hadits di atas. Yang pertama adalah pekerjaan dengan tangan sendiri. Hal ini dikuatkan pula dalam hadits yang lain,

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu bekerja pula dengan hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari no. 2072). Bahkan sebagaimana disebutkan dalam hadits ini, mencari kerja dengan tangan sendiri sudah dicontohkan oleh para nabi seperti Nabi Daud ‘alaihis salam.

Contoh pekerjaan dengan tangan adalah bercocok tanam, kerajinan, mengolah kayu, pandai besi, dan menulis. Demikian disebutkan dalam Minhatul ‘Allam karya Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, 6: 9.

 

Jual Beli yang Mabrur

Mata pencaharian kedua yang terbaik adalah jual beli yang mabrur. Kata Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan, jual beli yang mabrur adalah jual beli yang memenuhi syarat dan rukun jual beli, terlepas dari jual beli yang bermasalah, dibangun di atas kejujuran, serta menghindarkan diri dari penipuan dan pengelabuan. Lihat Minhatul ‘Allam Syarh Bulughil Maram, 6: 9.

 

Mana Saja Jual Beli yang Mabrur?

Sebagaimana dijelaskan di atas, jual beli mabrur adalah jika memenuhi syarat dan rukun jual beli. Apa saja syarat yang mesti diperhatikan? Di antaranya adalah: 1- ridho antara penjual dan pembeli, 2- barang yang dijual mubah pemanfaatannya (bukan barang haram), 3- uang dan barang bisa diserahterimakan, 4- tidak ada ghoror (ketidakjelasan).

Adapun jual beli yang bermasalah adalah: 1- jual beli yang mengandung ghoror seperti jual beli dengan sistem ijon, 2- jual beli yang mengandung riba, 3- jual beli yang mengandung dhoror (bahaya) pada pihak lain seperti menimbun barang, 4- jual beli yang mengandung pengelabuan, 5- jual beli yang terlarang karena sebab lain seperti jual beli pada shalat jum’at, jual beli di lingkungan masjid dan jual beli barang yang digunakan untuk tujuan haram. Jual beli yang mabrur berarti harus meninggalkan jual beli yang bermasalah ini.

 

Perintah Giat Bekerja

Hadits yang kita kaji juga menunjukkan agar kita semangat dalam mencari nafkah dan bekerja dengan menempuh jalan yang halal. Perintah ini juga disebutkan dalam firman Allah,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al Mulk: 15). Bahkan giat bekerja dalam rangka mencari nafkah adalah jalan yang ditempuh para nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam. Sebagaimana disebutkan bahwa Nabi Daud mendapatkan penghasilan dari hasil keringat tangannya sendiri. Sedangkan Nabi Zakariya ‘alaihis salam bekerja sebagai tukang kayu. Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah menjadi pengembala kambing, bahkan pernah menjadi pedagang dengan menjualkan barang milik Khodijah radhiyallahu ‘anha.

 

Lantas Manakah Pekerjaan yang Terbaik?

Para ulama berselisih pendapat dalam hal ini. Imam Al Mawardi, salah seorang ulama besar Syafi’i berpendapat bahwa yang paling diberkahi adalah bercocok tanam karena tawakkalnya lebih tinggi. Ulama Syafi’iyah lainnya yaitu Imam Nawawi berpendapat bahwa yang paling diberkahi adalah pekerjaan dengan tangan, dan bercocok tanam yang lebih baik dengan tiga alasan, yaitu termasuk pekerjaan dengan tangan, tawakkal seorang petani itu tinggi dan kemanfaatannya untuk orang banyak, termasuk pula manfaat untuk binatang dan burung.

Menurut penulis Taudhihul Ahkam, Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Ali Bassam, pekerjaan terbaik adalah disesuaikan pada keadaan setiap orang. Yang terpenting adalah setiap pekerjaan haruslah berisi kebaikan dan tidak ada penipuan serta menjalani kewajiban yang mesti diperhatikan ketika bekerja.

Kita dapat berdalil dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

“Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim no. 2664). Dan ditambah lagi pekerjaan terbaik adalah yang banyak memberikan kemanfaatan untuk orang banyak.

Moga Allah memberi keberkahan pada usaha kita dalam mencari nafkah dan bekerja keras. Hanya Allah yang memberi taufik.

@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 7 Jumadal Ula 1434 H

 

Sumber : www.rumaysho.com

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

Sunday, June 28, 2020

Rencana Allah Itulah Yang Terbaik


***

Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah berfirman:

 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4).

 

Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah:

 

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

 

Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. Andai kita mau kembali melihat lembaran-lembaran sejarah di dalam Al-Qur’an, membuka mata tuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan pelajaran-pelajaran dan bukti yang sangat banyak. Bukti yang menunjukkan bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik, di antaranya adalah:

 

Kisah ibunda Nabi Musa ‘alaihissalam yang menghanyutkan anaknya di atas laut. Lihatlah, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa menginggapi saat mengetahui anaknya berada di tangan keluarga raja Fir’aun. Tetapi, tanpa diduga tragedi itu berbuah manis di kemudian hari.

Perhatikan pula dengan seksama kisah hidup Nabi Yusuf ‘alaihissalam, maka kamu akan menemukan bahwa kaidah ini cukup menggambarkan drama mengharukan antara Nabi Yusuf dan sang ayah, Nabi Ya’qub ‘alaihimassalam.

Lihatlah kisah bocah laki-laki yang dibunuh oleh Nabi Khidir ‘alaihissalam atas perintah langsung dari Allah. Apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir itu membuat Nabi Musa ‘alahissalam bertanya-tanya, maka Nabi Khidir pun memberikan jawaban yang kata-katanya diabadikan di dalam al-Qur’an.


وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا (80) فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا (81)

“Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS.Al-Kahfi: 80-81).

 

Renungkan pula kisah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha yang ditinggal wafat oleh suaminya Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan doa yang diperintahkan oleh Allah:


إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, limpahkan pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah gantinya yang lebih baik.’Kecuali Allah akan member gantinya yang lebih baik.’ Ummu Salamah berkata, Ketika Abu Salamah meninggal dunia aka bertanya,’Siapa di antara seorang mu’min yang lebih baik dari Abu Salamah?! Siapakah penghuni rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah?! Kemudian aku mengucapkan doa di atas. Lalu Allah menggantikannya dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda. (HR. Muslim no. 918).

 

Demikianlah Ummu Salamah menjalankan apa yang diperintahkan untuk dilakukan saat menerima musibah; bersabar, membaca istirja’ (kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) dan mengucapkan doa di atas, maka Allah menggantinya dengan yang terbaik, yang tidak ia bayangkan sebelumnya.

 

Inti dari semua ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang penyair,

 

عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ

وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِدُ

 

Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan

Tetapi, ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya

 

Segala sesuatu yang terjadi pada seorang muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang diharapkannya adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya. Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik. Allah juga berfirman:

 

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).

 

Wallahu A’lam.

 

***

Referensi: Qawa’id Quraniyyah 50 Qa’idatan Quraniyyatan Fin Nafsi wal Hayat. Cetakan ketiga, tahun 1433 H. Dr. Umar bin Abdullah Muqbil. Markaz Tadabbur. Riyadh.

Akhukum Noviyardi Amarullah Tarmizi

STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya

28 Jumadal Ula 1437 / 8 Maret 2016

 

Sumber : Artikel Muslim.or.id

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

Saturday, June 27, 2020

Mintalah Kepada Allah Sampai Perkara Remeh Sekalipun


***

Berdoalah kepada Allah, meminta segala sesuatu, dari perkara besar sampai perkara kecil-kecil. Allah Ta’ala berfirman:

 

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60).

 

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman:

 

يا عبادي ! كلكم جائعٌ إلا من أطعمتُه . فاستطعموني أُطعمكم . يا عبادي ! كلكم عارٍ إلا من كسوتُه . فاستكسوني أكْسُكُم

“Wahai hamba-Ku, kalian semua kelaparan, kecuali orang yang aku berikan makan. Maka mintalah makan kepadaku, niscaya aku akan berikan. Wahai hamba-Ku, kalian semua tidak berpakaian, kecuali yang aku berikan pakaian, Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan aku berikan” (HR. Muslim no. 2577).

 

Perhatikan, urusan makan dan pakaian, Allah perintahkan kita untuk meminta kepada-Nya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 

إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

“Barangsiapa yang menginginkan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan tersebut. Karena ia sedang meminta kepada Allah Azza wa Jalla” (HR. Ibnu Hibban no. 889, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 437).

 

Aisyah radhiallahu ta’ala ‘anha juga mengatakan:

 

سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ

“Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/42, Al Albani berkata: “mauquf jayyid” dalam Silsilah Adh Dha’ifah no. 1363).

 

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:

 

وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته

“Dahulu para salaf meminta kepada Allah dalam shalatnya, semua kebutuhannya sampai-sampai garam untuk adonannya dan tali kekang untuk kambingnya” (Jami’ Al Ulum wal Hikam, 1/225).

 

Maka perbanyaklah doa kepada Allah, bahkan perkara yang kecil-kecil karena semakin menunjukkan kefaqiran kita di hadapan Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam.

Penulis: Yulian Purnama

 

Sumber: Muslim.Or.Id

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

Friday, June 26, 2020

Dahulukan Allah dan Anda Tidak Akan Pernah Menjadi Yang Terakhir


***

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan kita menjadi makhluk yang paling sempurna. Menciptakan kita lengkap dengan hati dan pikiran yang bekerja secara bersamaan untuk mempertimbangkan dan memilih mana jalan yang benar mana yang tidak. Ya, Allah telah mendelegasikan manusia untuk menjadi khalifah dimuka bumi, untuk menjadi pemimpin bagi manusia yang lain atau setidaknya untuk memimpin diri kita sendiri.

 

Banyak sekali nikmat yang selama ini Allah berikan kepada kita sebagai manusia. Makanan yang melimpah, air, udara, keluarga dan agama yang akan menuntun kita kembali pada Allah dengan selamat sentosa. Sayang, banyak manusia yang malah tertutup pintu hatinya karena terlalu cinta pada dunia. Terlalu cinta pada hal yang bersifat sementara. Padahal setelah dunia ini sirna, ada alam yang lebih kekal. Kekal kedamaiannya dalam surga, kekal siksaannya di neraka.

 

Selama ini manusia terlalu egois. Selalu meminta yang terbaik pada Allah, tapi tak pernah memberi yang terbaik pada Allah. Selalu datang berkeluh kesah, dan meminta jalan keluar tapi saat kesenangan menghampiri manusia lupa untuk kembali.

 

Shalatnya saja hanya seperti ayam mematuk-matuk tanah, bacaannya seperti dukun membaca mantra. Dikala berdoa mulut saja yang berkata-kata, isi kepala terbang kemana-mana. Bagaimana Allah akan sayang pada kita dan berikan yang terbaik dari sisi-Nya?

 

Banyak manusia yang rela shalat subuhnya lewat begitu saja hanya karena tak ingin ketinggalan bis paling pagi. Rela tinggalkan dzuhurnya karena meeting yang tanggung jika berhenti. Ah, hal yang paling didahulukan saat yaumul hisab (hari perhitungan) nanti saja sudah berani untuk menyepelekannya apalagi hal lain yang tergolong sunnah dan tidak ada paksaan untuk mengerjakannya?

 

Sungguh manusia adalah makhluk bodoh yang mau memikul amanah terberat untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Allah berfirman:

 

” Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia, sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh.” (Q.S. Al-Ahzab:72).

 

Bertanggung jawablah pada apa yang telah kita pikul. Amanah dari Allah. Untuk memikulnya pun kita telah diberikan banyak sekali petunjuk. Bahkan petunjuk yang terbaik yang pernah ada. Al-Quran. Allah terlalu sayang pada kita. Allah memberikan kita kesempatan untuk memilih. Apakah kita kan mengikuti hal yang hina dan kemudian disiksa di neraka ataukah memilih jalan mulia dan gantinya adalah kedamaian yang kekal dalam syurga?

 

Bolehkah mulai saat ini kita sama-sama putar arah dan kembali ke jalan yang benar. Putar arah dan eratkan genggaman tangan pada lindungan Allah yang paling perkasa. Putar arah dan mulai lah dahulukan Allah dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Bukankah saat kita berjalan menghampiri Allah, maka Allah akan berlari pada kita? Lalu mengapa kita masih menomor dua kan Allah demi semua hal yang akan sirna?

 

Sumber : m.dailymoslem.com

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

Thursday, June 25, 2020

BERSYUKUR KEPADA ALLAH


***

Hendaklah kita untuk selalu bersyukur kepada Allah, sebagai bukti bahwa kita beriman kepada Allah. Bersyukur bisa dilakukan dengan beberapa cara, berikut diantanranya:

 

1.Bersyukur dengan lisan

 

Bersyukur dengan lisan adalah bersyukur dengan perkataan atau lisan. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa memuji kepada Tuhannya, dengan mengucapkan bacaan tahmid ketika mendapatkan nikmat, beristighfar apabila melakukan kesalahan, dan lain sebagainya.

Lidah orang-orang yang bersyukur akan selalu dibasahi dengan dzikrullah, takbir, tahmid, tahlil yang selalu mengiringi dalam setiap hembusan nafas seseorang. Memberikan tausiah serta saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kesalahan dan kekhilafan adalah juga merupakan bagian dari cara bersyukur dengan lisan.

 

2.Bersyukur dengan hati

 

Bersyukur dengan hati adalah dengan senantiasa menjaga qalbu atau hati dari berbagai penyakit yang dapat merusak dan mengotori hati seperti sifat iri hati, dengki yang terlarang, riya dan munafik.

Hati yang senantiasa bersyukur akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah dengan menerima apa yang menjadi ketentuan dan takdir Allah kepadanya dalam kehidupan yang dijalani, tidak berputus asa ketika datang ujian dan cobaan melanda. Dengan ujian dan cobaan tersebut, orang yang bersyukur dengan hati akan menjadikan dirinya sebagai pribadi yang tegas, tegar dalam menjalani kehidupan yang fatamorgana ini.

 

3.Bersyukur dengan amal perbuatan

 

Bersyukur dengan amal perbuatan adalah melalui tindakan atau amal perbuatan. Perbuatan seseorang dapat menjadi refleksi atau cerminan dari rasa syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah. Salah satu contoh bentuk cerminan syukur adalah dengan memberikan dan perbuat banyak kebaikan kepada orang lain. Bersyukur hendaknya selalu diaplikasikan dalam keseharian, misalnya perilaku serta akhlak yang baik dan mulia juga dapat menjadi gambaran dan bentuk dari wujud syukur dalam perbuatan, ramah, sopan santun dalam pergaulan juga merupakan bagian dari rasa syukur itu sendiri.

Bentuk dari cara bersyukur dengan amal perbuatan ini adalah cara bersyukur yang paling penting dalam kehidupan di masa sekarang ini. Sudah semestinya kita ini menjadi rakyat yang bersyukur, bangsa yang bersyukur. Demikian juga bagi para pemimpin, para pemimpin yang menunjukkan wujud syukur dalam perbuatan adalah mereka yang senantiasa menunjukkan dan bisa menjadi contoh suri tauladan bagi rakyat yang dipimpinnya, bukan menjadi pemimpin yang mengajarkan berlaku dan bertindak kufur atas nikmat Allah.

Itulah cara-cara bersyukur kepada Allah swt. Tuhan yang mencipta alam dan seisinya, Maha menguasai alam dan seisinya, maha pengampun atas semua dosa. Marilah kita senantiasa berdoa, agar dapat menjadi orang yang pandai bersyukur, baik bersyukur dengan lisan, bersyukur dengan hati dan lebih-lebih bersyukur dengan amal perbuatan. Amiin

 

Sumber : www.rumahzakat.org

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

Wednesday, June 24, 2020

Cara Merubah Diri Menjadi Lebih Baik Dalam Islam


***

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, khilaf dan dosa. Hal itu sangat wajar karena manusia punya hawa nafsu. Namun sebagai seorang mukmin, sudah seharusnya kita berusaha mengubah diri menjadi lebih baik. Bila berdosa maka harus bertaubat kepada Allah Ta’ala. Bila tak mengerti akan suatu hal maka harus belajar. Dan bila tak punya penghasilan maka harus berusaha.

Manusia wajib berikhtiar untuk kehidupan yang lebih baik. Sebab Allah Ta’ala juga tidak akan mengubah kondisi hambaNya hingga ia berusaha merubah dirinya sendiri. Oleh sebab itu, selagi masih diberikan kesempatan hidup di dunia maka cepat-cepatlah berhijrah sebelum semua terlambat.


Dalam Al-Quran dijelaskan:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)

Nah, berikut ini beberapa cara merubah diri menjadi lebih baik dalam islam. Diantaranya yakni:

 

Tekad yang Kuat

Jika ingin merubah diri, pertama tentunya Anda harus punya tekad yang kuat. Sebab segala hal itu bisa terjadi karena adanya kemauan. Bila tak ada kemauan maka semua keinginan hanya menjadi fatamorgana. Oleh sebab itu, awali perubahan dengan sebuah tekad sekuat baja. Yakinkan diri Anda bisa mengatasi segala rintangan. Jangan menyerah dan percayalah bahwa kasih sayang Allah kepada hambaNya itu sangat luas. Apabila Anda memiliki niat baik dengan tujuan mencari ridha Allah Azza wa Jalla, maka jalan Anda juga akan dipermudah.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Ankabut: 69)


Perbaiki Niat

Tak sekedar tekad, Anda juga harus memperbaiki niat. Perubahan yang Anda inginkan sebaiknya memiliki niatan baik. Tujuannya harus karena Allah Ta’ala. Sebab segala hal yang diawali dengan niat ikhlas lillahi ta’ala maka insyaAllah hasilnya akan baik. Sebaliknya jika niat Anda dikarenakan manusia, jangan heran jika itu hanya berlangsung sementara. Saat Anda dikecewakan maka diri Anda akan hancur kembali. Oleh karena itu, hindari berharap berlebihan kepada manusia. Ingat, tak ada tempat bersandar kecuali Sang Maha Esa, Allah Azza wa Jalla.

Dalam hadist dijelaskan: “Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa (segumpal daging) itu adalah hati. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Berusaha Lebih Ekstra

Untuk mewujudkan segala hal tentunya diperlukan usaha. Anda ingin kaya maka harus bekerja keras. Anda ingin memperbaiki iman maka harus memperdalam ilmu agama. Anda ingin berhenti merokok maka harus menghindarinya. Intinya perlu usaha! Harus ada action bukan sekedar wacana.


Jangan Bermalas-Malasan

Jika Anda menghabiskan hidup hanya untuk bermalas-malasan maka Anda tidak akan mendapatkan apapun. Malas itu temannya syaitan. Malas juga membuang-buang waktu tanpa arti. Anda hanya akan mendapatkan kenikmatan sesaat, setelah itu barulah Anda menyesal. Sebab itu, jangan sampai terbuai oleh rasa malas. Lawan kemalasan, dan berusahalah menjadi pribadi yang bekerja keras.

 

Jangan Melupakan Ibadah

Ini adalah poin penting jika Anda ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Anda harus memperbanyak ibadah. Jangan sampai urusan duniawi melalaikan Anda dari mengingat Allah Ta’ala. Jika ibadah Anda berantakan, efeknya sampai kapanpun Anda tidak akan pernah menemukan kedamaian hidup. Beribadah secara khusyu’ dapat menjadi Cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT .

 

Carilah Motivasi

Biasanya sesuatu yang dilakukan terus-menerus tanpa henti bisa menimbulkan kejenuhan. Maka itu, Anda perlu motivasi. Sebuah motivasi dapat membangkitkan semangat dalam diri. Sehingga Anda bisa bekerja lebih rajin untuk merubah keadaan menjadi lebih baik.

Untuk memperoleh motivasi, Anda bisa mengikuti seminar, membaca buku, Al-Quran, menonton video di Youtube, atau mengikuti perkumpulan tertentu yang punya visi dan misi serupa. Anda juga bisa menikah. Percaya deh, punya pasangan hidup bakal menjadikan diri Anda menjadi sosok yang lebih energik dan semangat.

 

Istiqomah

Ketika Anda sedang dalam perjalanan untuk merubah diri menjadi pribadi lebih baik, biasanya ada banyak godaan yang datang. Untuk melawannya diperlukan keistiqomahan atau dikenal juga sebagai komitmen. Yakni menguatkan kemantaban hati.

Untuk menjaga istiqomah memang tidaklah mudah. Sebaiknya perbanyak berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, sebab Dialah dzat yang membolak-balikan hati. Jadi mintalah kekuatan kepadaNya.

 

Optimis

Optimis berarti berprasangka baik kepada Allah Ta’ala. Percayalah bahwa apa yang Anda usahakan tidak akan sia-sia. Walaupun itu tampak sulit dan mustahil, jika Anda optimis maka insyaAllah impian Anda bisa terwujud. Memang tidak ada perjuangan yang mudah. Namun seseorang yang optimis maka dia bisa menyikapi proses yang sulit menjadi sesuatu untuk dinikmati.

Sebaliknya, bagi orang-orang yang pesimis, biasanya mereka mudah gagal. Mereka tidak percaya sama Allah T’ala, tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri. Dengan demikian hidupnya juga akan sulit berkembang.

 

Keluar dari Zona Nyaman

Untuk merubah diri menjadi lebih baik, Anda tidak bisa terus-menerus berada di zona nyaman. Anda harus berani melangkah keluar dan mencoba hal-hal baru. Terlebih lagi jika zona yang Anda tempati selama ini buruk. Maka Anda wajib cepat-cepat berhijrah.

Carilah lingkungan yang baik, dimana Anda bisa berkumpul dengan orang-orang yang shaleh dan memiliki jiwa optimis. Sebuah tempat yang dapat mempermudah datangnya rezeki Anda, serta mendatangkan kedamaian hati. Jangan takut untuk menghadapi hal-hal baru. Sebab sekalipun Anda bersembunyi perubahan itu yang akan datang menemui Anda.

 

Berkumpul dengan Orang yang Baik

Terkadang memang cukup sulit jika harus merubah diri tanpa bantuan dari orang lain. Sebab sifat dasar manusia itu saling membutuhkan. Dalam artian tidak bisa hidup sendirian. Maka dari itu, carilah teman! Seorang teman yang bisa mengingatkan Anda akan kebaikan. Mereka yang mengajak ke jalan kebenaran yakni jalannya Allah Ta’ala. Dan mereka yang punya semangat kerja tinggi.

Ingat ya, lingkungan punya pengaruh cukup besar terhadap karakter seseorang. Apabila Anda hidup di lingkungan yang ‘bebas’, maka Anda juga akan menjadi bebas. Bergaul sesuka hati tanpa memperdulikan batasan-batasan dalam agama. Begitupun jika Anda berkumpul dengan pemalas, Anda juga cenderung menjadi pemalas. Sebab itu, Anda harus benar-benar menyeleksi teman. Bukan berarti membeda-bedakan. Namun carilah teman yang baik untuk membantu merubah diri Anda menjadi lebih baik pula.

 

Jangan Mudah Menyerah

Selanjutnya untuk merubah diri menjadi lebih baik, Anda tidak boleh mudah menyerah. Proses berhijrah itu sulit. Bahkan mungkin menimbulkan pertentangan baik dari dalam hati ataupun orang sekitar. Maka itu, Anda harus kuat. Tidak apa-apa jika Anda melakukannya secara perlahan. Asalkan jangan mundur ke belakang kembali. Percayalah bahwa Allah Ta’ala tidak akan membiarkanAndaa berjalan sendirian. Dia selalu ada di dekat Anda. Hanya saja Anda tidak bisa melihatnya. Allah Ta’ala itu Maha Menyayangi dan Mengasihi hamba-hambaNya. Jadi tak perlu bersedih sebab selalu ada Allah Ta’ala yang membantu perjuangan Anda.

 

Perbanyak Bersyukur

Anda tidak bisa berubah jadi lebih baik jika masih sering mengeluh setiap hari. Maka itu, stop mengeluh ini itu! Baik itu tentang kondisi Anda, penampilan fisik ataupun sebagainya. Berhenti membandingkan kehidupan Anda dengan orang lain. Sadarilah bahwa masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari Anda. Oleh karenanya, Anda harus memperbanyak rasa syukur. Manfaat bersyukur kepada Allah Ta’ala sangatlah luar biasa, beberapa diantaranya yakni dosa diampuni dan dilipatgandakann pahala.

Dengan adanya fisik yang sempurna, Anda masih bisa bekerja untuk mendapatkan uang. Anda bisa beribadah dengan baik. Dan Anda bisa menikmati dunia ini dengan nyaman. Kalaupun Anda punya kekurangan, percayalah bahwa Allah Ta’ala menyisipkan sesuatu yang istimewa dibalik itu. Bila Anda sanggup bersabar dan menjaga syukur, kelak Anda akan melihat keistimewaan tersebut di waktu yang tepat.

 

Dalam Al-Quran dijelaskan:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.Ibrahim:7)

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS.Luqman:12)

 

Jadilah Pribadi yang Gemar Membantu Orang Lain

Poin yang satu ini juga tak kalah penting. Apabila Anda ingin menjadi lebih baik, maka Anda juga harus baik dengan orang lain. Perbanyaklah membantu orang yang kesusahan. Menolong tidak harus mengandalkan uang. Salah satu cara menolong paling mudah ialah lewat doa.

Apabila Anda sering menolong orang lain, maka saat Anda kesusahan orang lain akan membantu Anda. Begitupun ketika Anda mendoakan orang lain. Malaikat juga mendoakan hal yang sama untuk Anda. Jadi intinya jangan bersikap egois. Sebab sebaik-baiknya orang itu yang bermanfaat bagi orang lain.

Diriwayatkan dari Jabir berkata, Rasulullah saw bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

 

Bertaubat

Jika Anda memiliki masa lalu yang buruk ataupun dosa, maka segeralah melakukan taubatan nasuha pada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya taubat. Dengan bertaubat, maka Allah Ta’ala akan memaafkan dan memperbaiki jalan Anda menuju kebenaran. Bahkan jika perlu sempatkanlah waktu untuk muhasabah hati di malam hari.

 

Temukan Bakat Anda

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tentunya setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika Anda merasa diri gagal selama ini, maka cobalah mencari bakat Anda. Sebenarnya hal apa yang mampu Anda lalukan. Jangan takut mencoba. Anda bisa mengikuti kursus yang Anda inginkan, misalnya memasak, menjahit atau sebagainya. Apapun itu yang terpenting pastikan Anda menyukainya. Sukses tidak harus selalu menjadi karyawan. Anda bisa mencapai kebehasilan dengan berbisnis.

Jadi itulah beberapa cara merubah diri menjadi lebih baik dalam islam. Nah, setelah membaca tips diatas, apakah Anda termotivasi? Yuk, ubah diri mulai dari sekarang. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!

 

Sumber : dalamislam.com

_______________

Youtube :

youtube.com/perumahanislamiindonesia.

Instagram :

Instagram.com/perumahanislamiindonesia.

Facebook :

facebook.com/perumahanislamiindonesia.



Perumahan Islami Indonesia

Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html