Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan kita
menjadi makhluk yang paling sempurna. Menciptakan kita lengkap dengan hati dan
pikiran yang bekerja secara bersamaan untuk mempertimbangkan dan memilih mana
jalan yang benar mana yang tidak. Ya, Allah telah mendelegasikan manusia untuk
menjadi khalifah dimuka bumi, untuk menjadi pemimpin bagi manusia yang lain
atau setidaknya untuk memimpin diri kita sendiri.
Banyak sekali nikmat yang selama ini Allah berikan
kepada kita sebagai manusia. Makanan yang melimpah, air, udara, keluarga dan
agama yang akan menuntun kita kembali pada Allah dengan selamat sentosa.
Sayang, banyak manusia yang malah tertutup pintu hatinya karena terlalu cinta
pada dunia. Terlalu cinta pada hal yang bersifat sementara. Padahal setelah
dunia ini sirna, ada alam yang lebih kekal. Kekal kedamaiannya dalam surga,
kekal siksaannya di neraka.
Selama ini manusia terlalu egois. Selalu meminta yang
terbaik pada Allah, tapi tak pernah memberi yang terbaik pada Allah. Selalu
datang berkeluh kesah, dan meminta jalan keluar tapi saat kesenangan
menghampiri manusia lupa untuk kembali.
Shalatnya saja hanya seperti ayam mematuk-matuk tanah,
bacaannya seperti dukun membaca mantra. Dikala berdoa mulut saja yang
berkata-kata, isi kepala terbang kemana-mana. Bagaimana Allah akan sayang pada
kita dan berikan yang terbaik dari sisi-Nya?
Banyak manusia yang rela shalat subuhnya lewat begitu
saja hanya karena tak ingin ketinggalan bis paling pagi. Rela tinggalkan
dzuhurnya karena meeting yang tanggung jika berhenti. Ah, hal yang paling
didahulukan saat yaumul hisab (hari perhitungan) nanti saja sudah berani untuk
menyepelekannya apalagi hal lain yang tergolong sunnah dan tidak ada paksaan
untuk mengerjakannya?
Sungguh manusia adalah makhluk bodoh yang mau memikul
amanah terberat untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Allah berfirman:
”
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia, sungguh
manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh.” (Q.S. Al-Ahzab:72).
Bertanggung jawablah pada apa yang telah kita pikul.
Amanah dari Allah. Untuk memikulnya pun kita telah diberikan banyak sekali
petunjuk. Bahkan petunjuk yang terbaik yang pernah ada. Al-Quran. Allah terlalu
sayang pada kita. Allah memberikan kita kesempatan untuk memilih. Apakah kita
kan mengikuti hal yang hina dan kemudian disiksa di neraka ataukah memilih
jalan mulia dan gantinya adalah kedamaian yang kekal dalam syurga?
Bolehkah mulai saat ini kita sama-sama putar arah dan
kembali ke jalan yang benar. Putar arah dan eratkan genggaman tangan pada
lindungan Allah yang paling perkasa. Putar arah dan mulai lah dahulukan Allah
dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Bukankah saat kita berjalan
menghampiri Allah, maka Allah akan berlari pada kita? Lalu mengapa kita masih
menomor dua kan Allah demi semua hal yang akan sirna?
Sumber : m.dailymoslem.com
_______________
Youtube :
youtube.com/perumahanislamiindonesia.
Instagram :
Instagram.com/perumahanislamiindonesia.
Facebook :
facebook.com/perumahanislamiindonesia.
Perumahan Islami Indonesia
Developer, Agensi dan Konsultan Property Syariah
0 comments:
Post a Comment